Salah satu kasus yang paling mengerikan yang pernah terjadi di dunia ini adalah memakan otak anak. Apakah yang mendorong seseorang / pelaku untuk melakukan perbuatan keji, memakan otak anak berusia 11 tahun? Sungguh tragis dan mengerikan kisah horor ini. Kisah ini nyata terjadi dan bukan sekedar isapan jempol ataupun mitos karena sungguh-sungguh terjadi kasus pembunuhan memakan otak anak berusia 11 tahun. Artikel manusia pemakan otak anak 11 tahun ini terinspirasi oleh artikel "Sop Janin, Mitos Atau Fakta?" by Reef - Australia.
Inilah kronologis kisah tragis:
Pemakan otak anak berusia 11 tahun adalah seorang pria China yang sedang dilanda keputusasaan yang sangat mendalam. Pria China ini bernama Wang Chaoxu. Kejadian kanibalisme dengan cara memakan otak anak berusia 11 tahun ini terjadi pada tanggal 23 Januari 2010.
Wang Chaoxu dan korban kanibalisme (Li Xuetang, anak laki-laki berusia 11 tahun) tinggal di desa yang sama yaitu desa Qixian, propinsi Yunnan, China. Apakah motivasi Wang Chaoxu memakan otak anak 11 tahun?
Wang Chaoxu adalah penderita epilepsi yang akut. Akibat penyakit epilepsi akut inilah isteri tercinta tidak tahan dan memutuskan untuk meninggalkannya. Isterinya adalah seorang perawat. Isterinya berpendapat bahwa epilepsi yang diderita Wang Chaoxu tidak bisa disembuhkan dan itu berarti Wang Chaoxu tidak mampu bekerja. Itulah yang mengakibatkan hubungan suami isteri retak dan berakibat perceraian.
Di kala keputusasaan yang memuncak setelah mengalami perceraian itulah Wang Chaoxu mendengar mitos yang beredar bahwa memakan otak anak kecil akan dapat menyembuhkan penyakit epilepsi. Inilah motivasi terbesar bagi Wang Chaoxu untuk mencari korban anak kecil dan melakukan kanibalisme demi kesembuhan dari penyakit epilepsi.
Menurut cnnb.com (salah satu harian di China), kasus kanibalime terungkap setelah Yu Chaohu, ibu korban gelisah karena tidak menemukan anaknya (Li Xuetang) hingga pukul 19:00 malam hari. Tidak biasanya Tang tang (Tang tang adalah panggilan akrab dari Li Xuetang) pergi tanpa kabar dan pulang malam. Dalam kegelisahan yang mendalam itulah Yu Chaohu, ibu korban meminta tolong kepada Kepala dusun. Kepala dusun, Wang wenzhong segera berinisiatif menyiarkan berita kehilangan anak 11 tahun melalui siaran radio.
Adanya siaran radio menyebabkan kasus kanibalisme dapat terungkap beberapa jam kemudian. Jasad Li Xuetang di temukan terkubur sekitar 3 kilometer di sekitar persawahan desanya. Kondisi jasad Li Xuetang amat mengenaskan. Jasad Li ditemukan dalam keadaan bagian belakang kepala terkoyak oleh benda tajam (besar kemungkinan alat pembunuh semacam pisau tajam). Otak anak inipun telah raib!
Berdasarkan pengakuan seorang penduduk desa yang sempat melihat korban terakhir kali itulah maka di telusuri jejak pembunuh berdarah dingin ini. Penduduk desa ini mengaku melihat Tang tang dalam posisi berlutut dan lehernya tengah di pegang oleh seorang pria tak di kenal. Akan tetapi penduduk desa ini pun ragu karena bukan dari jarak dekat melihat pemandangan sadis tersebut.
Tidak lama kemudian tersangka pemakan otak anak yaitu Wang Chaoxu berhasil ditangkap pihak kepolisian China. Menurut pengakuan tersangka, otak Li Xuetang dimakan mentah -mentah dengan campuran cacing dan semut demi kesembuhan epilepsi. Itulah yang menyebabkan jasad Li Xuetang ditemukan tanpa otak. Sungguh biadab manusia seperti Wang Chaoxu.
Sang ibu korban, Yu Chaohu, berkata kepada mass media China, "Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi padanya. Saya selalu mengalami mimpi buruk setiap kali memikirkannya". KoKiers, pada saat jasad Li Xuetang ditemukan pun, ibu korban tidak diperkenankan melihat langsung karena ini demi kebaikannya. Setegar apapun seorang ibu pasti akan tidak akan mampu bertahan untuk melihat jasad anak tercinta dalam keadaan rusak apalagi tanpa otak, sungguh tragis nasib Li Xuetang. Sungguh malang ibu korban, Yu Chaohu.
KoKiers, kasus pemakan otak anak 11 tahun sungguh menggemparkan China. Salah satu komentar dari reporter cnnb.com yang terjun langsung ke desa Qixian pada tanggal 6 Februari 2010 berkata, "Berita pembunuhan ini sungguh membuat kami sukar percaya bahwa adalah benar terjadi kasus pemakan otak anak."
Ada indikasi kuat bahwa Wang Chaoxu pun melakukan perbuatan kanibalisme terhadap seorang anak perempuan berusia 3 tahun. Anak yang malang inipun ditemukan jasadnya di sebuah WC umum, dalam keadaan kondisi yang mengenaskan. Kondisi jasad mirip dengan Li Xuetang. Ada luka parah di bagian kepala akibat benda tajam (pisau) dan pihak kepolisian setempat mencurigai bahwa kedua kasus ini berhubungan.
KoKiers, inilah salah satu bukti kebiadaban seorang manusia. Manusia dikarunia akal budi tetapi sekaligus manusia jugalah pelaku kejahatan yang terbesar di dunia ini bukan? Pilihan tergantung pada kita, menjadi manusia berakal budi atau manusia biadab bukan?
Perbuatan kanibalisme yang dilakukan oleh Wang Chaoxu dilatarbelakangi oleh rasa putus asa, akhlak rendah, pendidikan rendah dan rasa egois semata. Bukan berarti semua yang berpendidikan rendah berakhlak rendah, karena yang berpendidikan tinggipun ada juga yang melakukan kejahatan bukan? Tinggi rendahnya pendidikan tidaklah menentukan budi pekerti dan akal budi seorang manusia. Pendapat ini semata-mata terbentuk sesuai pengalaman hidup yang dialami oleh penulis.
Demi kesembuhan epilepsi, Wang Chaoxu menjadi gelap mata untuk mengorbankan nyawa seorang anak berusia 11 tahun. Demi rasa egoisnya agar bisa kembali bekerja dan rujuk dengan sang isteri, tega-teganya mencari mangsa dengan jalan memakan otak anak yang tak bersalah. Pernahkah berpikir bagaimana perasaan sang ibu korban, Yu Chaohu, yang kehilangan anak tercinta dengan cara yang begitu tragis? Sungguh kejam dan biadab seperti binatang buas ! Kehilangan nyawa seorang anak tak akan tergantikan oleh apapun juga.
Akhir kata, kejahatan bisa terjadi dimanapun. Waspadalah selalu! Lebih baik waspada daripada menjadi korban kejahatan. Akan tetapi dalam kasus Wang Chaoxu, waspada pun tidak bisa mencegah adanya perbuatan kanibalisme ini bukan? Bagaimana bisa kita tahu bahwa ada pelaku kanibalisme yang tengah berkeliaran dan mengincar otak anak-anak untuk disantap bukan? Bagaimanapun kita hanya bisa berusaha, waspada selalu terhadap kemungkinan terjadinya kejahatan bukan? Dan jangan lupa berdoalah supaya terhindar dari malapetaka yang mengerikan seperti Li Xuetang.
0 komentar:
Posting Komentar